Senin, 21 Oktober 2024, salah satu mahasiswi Sastra Cina Universitas Brawijaya berhasil menyabet juara 2 dalam kategori Solo Dance pada kompetisi Mandarin internasional bertajuk PETAK 99 yang diselenggarakan oleh BEM Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin Universitas Negeri Jakarta. Mahasiswi yang akrab disapa Thea ini telah sering mengikuti perlombaan tari sejak masih kecil. Dimulai dari hobi masa kecil yang berkembang menjadi sebuah bakat yang luar biasa.

Kegemarannya terhadap tari bermula sejak Thea berumur 5 tahun. Meskipun pernah vakum dari tari selama beberapa tahun, namun tidak butuh lama baginya untuk mengasah kembali bakatnya. Ketertarikannya pada tarian tradisional Tiongkok dimulai sejak ia berada di semester 2 perkuliahan, iseng ketika menuliskan cabang tari ini di pendataan minat bakat dari kampus. Dengan mengawali semuanya dari nol dan bermodalkan kegigihan belajar secara otodidak, Thea berhasil menorehkan prestasi yang luar biasa hingga ke tingkat internasional.

Thea mengungkapkan, mengikuti perlombaan solo dance di tengah padatnya jadwal kepanitiaan merupakan tantangan yang harus dia hadapi ketika mengikuti perlombaan ini. Selain itu, keputusan untuk ikut perlombaan di menit-menit terakhir membuatnya harus bekerja ekstra keras dalam mempersiapkan penampilan. Dengan waktu latihan yang terbatas, Thea dituntut untuk fokus dan memaksimalkan setiap kesempatan yang ada. Dia berhasil menunjukkan dedikasi dan usaha yang bisa terus dilakukan meski dengan segala keterbatasan. Hasilnya, Thea berhasil memberikan penampilan terbaiknya dan membuktikan bahwa dengan tekad dan manajemen waktu yang baik, tantangan sebesar apapun dapat dihadapi.

Kemenangan Theodora dalam lomba tari solo ini tidak hanya menjadi bukti bakat alaminya, tetapi juga ketekunan dan kecintaannya terhadap seni. “Menurutku tari itu sebuah cara kita mengekspresikan seni, perasaan, dan keindahan,” ungkapnya dalam perbincangan dengan tim kami. Dengan semangatnya yang tinggi dan dedikasi yang kuat, Thea berharap dapat terus mengukir prestasi dan membanggakan prodi Sastra Cina Universitas Brawijaya di dunia seni tari maupun kompetisi-kompetisi lain di masa depan. Semoga pencapaian yang diperoleh Theodora ini dapat membangkitkan semangat sekaligus menjadi motivasi para mahasiswa Program Studi Sastra Cina FIB UB agar kedepannya terus berprestasi dan berkarya.